Jumat, 30 Maret 2012
Kamis, 16 Februari 2012
makalah polarisasi
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi-Mu ya Robb, hanya dengan rahmat dan
hidayahMu penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul
"Polarisasi". Penulis susun
makalah ini sebagai salah satu tugas akhir mata kuliah fisika pada semester III.
Penulis sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan,dan tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan dari segi isi, data,
maupun analisisnya. Olehkarena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan dalam
penulisan makalah ini. Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan
rekan-rekan semua dan orang tua. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya
kepadasemua pihak yang begitu baik dan tulus atas segala hal yang diberikan
kepada penulis.
Akhirnya penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca
dandapat menambah wawasan tentang perkembangan teknologi yang tak lepas dari
Fisika sebagai bidang teknik elektro
DAFTAR ISI
SAMPUL
............................................................................................................. 1
KATA
PENGANTAR ......................................................................................... 2
DAFTAR
ISI ....................................................................................................... 3
BAB
I PENDAHULUAN .................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 5
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 6
1.4 Manfaat ................................................................................................... 6
BAB II ISI ........................................................................................................... 7
2.1
Pengertian Polarisasi ............................................................................... 7
2.2
Macam – Macam Polarisasi ..................................................................... 9
2.3
Lempeng Penghambat ............................................................................ 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 11
3.1
Kesimpulan ............................................................................................. 11
3.2
SARAN .................................................................................................. 11
DAFTAR
PUSTAKA .......................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada
tahun 1873, J.C Maxwell secara teori menjabarkan kemungkinan adanya gelombang
elektromagnetik di alam yang menjalar dengan kecepatan sebesar kecepatan
cahaya. Kemudian secara umum eksperimen Heinrich Hertz pada tahun 1888, dengan
memakai osilasi dipol listrik berhasil memperoleh gelombang elektromagnetik
yaitu gelombang-mikro yang ternyata dapat dipantulkan, dibiaskan, difokuskan
dengan lensa, dan seterusnya sebagaimana lazimnya.
Sejak
itu, cahaya diyakini sebagai gelombang elektromagnetik transversal yang
dimaksud dengan gelomabng elektromagetik adalah gelombang medan listrik dan
medan magnet. Artinya oleh adanya gelombang elektromagnetik maka kuat medan
magnet dan kuat medan listrik disetiap titik yang dilalui gelombang
elektromagnetik itu berubah-ubah terhadap waktu secara periodik dan perubahan
itu dijalankan sepanjang arah menjalarnya gelombang. Untuk menjalarnya gelombang elektromagnetik tidak
memerlukan medium dan bahkan adanya medium maka menghambat menjalarnya
gelomabng elektromagnetik.
Gelombang
elektromagnetik dapat dipantulkan dan ditransmisikan, dari pemantulan tersebut
dapat terpolarisasi bidang. Gelombang elektromagnetik dikatakan terpolarisasi
bidang apabila bidang getar gelomabng medan listrik dan medan magnetnya
tertentu. Pada umumnya gelombang terdiri dari sinar-sinar dari berbagai
kemungkinan bidang getar bagi medan listrik dan medan magnetnya , bidang getar
itu dinamakan bidang polarisasi. Dengan kata lain, polarisasi adalah
peristiwa terjadinya perubahan arah
medan listriknya menjadi searah dengan mengabaikan arah dari medan magnet.
Dengan
prinsip polarisasi tersebut dilakuakn pada percobaan polarisasi (hokum Malus)
dengan menggunakan laser He-Ne sabagai sumber cahaya yang termasuk dalam
gelombang elektromagnetik. Dimana pada percobaan dilakukan dua kali dengan menggunakan
laser tanpa retarder (bidang penunda) dan menggunakan retarder (bidang
penunda). Untuk percobaan laser tanpa retarder sebagai pembuktian Hukum Malus
dimana laser dilewatkan pada polrizer 1 dan diteruskan menuju polarizer 2
sebagai analyzer. Dan akan terlihat bayangan pada layer yang terhubung dengan
fotometer untuk mengetahui intensitasnya. Dengan mengubah sudut analyzer akan
diperoleh pula nilai intensitas yang berbeda.
Pada
percobaan laser dengan menggunakan retarder hampir sama dengan percobaan laser
tanpa retarder hanya saja retarder diletakkan antara polarizer 1 dan polarizer
2 dan dipergunakan bidang penunda 140 nm . Sehingga diperoleh intensitas awal
pengukuran Io, intesitas dari fotometer I1 dan sudut analyzer sebagai sudut
datang θ. Dengan hal tersebut dapat menentukan hubungan intensitas dengan sudut
analyzer, mengetahui peristiwa polarisasi dan mengetahui sifat dari bidang
retarder. Prinsip percobaan tersebut memberikan manfaat untuk mempelajari
fotoelastisitas dan efek Kerr.
1.2
Rumusan masalah
Adapun yang menjadi permasalahan pada percobaan polarisasi
(Hukum Malus) adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana terjadinya peristiwa
polarisasi pada percobaan polarisasi (Hukum Malus)?
2.
Bagaimana hubungan antara intensitas
dengan sudut analyzer baik menggunakan bidang penghambat ataupun tanpa bidang
penghambat ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan penjabaran permasalahan diatas, tujuan dari
percobaan (Hukum Malus) adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui terjadinya peristiwa
polarisasi pada percobaan polarisasi (Hukum Malus).
2.
Mengetahui hubungan antara
intensitas dengan sudut analyzer baik menggunakan bidang penghambat ataupun
tanpa bidang penghambat.
1.4 Manfaat
Dari percobaan
polarisasi (Hukum Malus) dapat dipergunakan landasan awal untuk mempelajari
fotoelastisitas dan efek kerr.
BAB II
ISI
2.1
Pengertian Polarisasi
Polarisasi cahaya atau polarisasi optik adalah salah satu
sifat cahaya yakni jika cahaya bergerak berosilasi dengan arah tertentu. Cahaya
termasuk gelombang elektromagnetik yang berarti mempunyai medan listrik dan
medan magnet, keduanya berposisi tegak lurus satu sama lain dan tegak lurus
terhadap arah rambatanya (Guntur,Utama.1999:183). Disamping itu, cahaya
dikategorikan sebagai gelombang transversal yang merambat tegak lurus pada arah
rambatannya seperti gambar 2.1. Dengan kata lain, polarisasi dapat terjadi bila
cahaya tersebut merupakan gelombang elektromagnetik dan gelombang transversal.
Gambar : Gelombang
Elektromagnetik
Suatu cahaya dikatakan terpolarisasi
apabila cahaya itu bergerak merambat dengan mengutamakan arah tertentu dengan
dicirikan oleh arah vektor bidang listrik tersebut dan arah polarisasi
dicirikan oleh bidang magnetnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar 2.1.2
sebagai berikut:
Gambar : Polarisasi cahaya oleh
pantulan
Dengan mula-mula cermin T2 diatur sejajar
berhadapan dengan cermin T1, sinar cahaya dijatuhkan dengan sudut
kemiringan Ø terhadap normal N1. Sinar tersebut dipantulkan di O1
ke cermin T2 di O2 yang oleh T2 dipantulkan
lagi lebih lanjut, yang lalu ditangkap oleh tabir. Cermin T2 diputar
sedikit demi sedikit dengan garis penghubung O1O2 selaku
sumbu putar, maka intensitas cahaya di tabir , yang diputar mengikuti
berputarnya bintik bayangan, makin lemah dan mencapai minimum pada saat
mencapai sudut 900. Sehingga dapat dilakukan dengan variasi sudut
kemiringan , maka Ø= Øp tertentu, inetnsitas bintik bayangan ditabir
akan menjadi nol (Soedojo,1992:155).
Berdasarkan dari penjelasan diatas dapat diaplikasikan pada
sebuah polarisator. Polarisator merupakan sebuah alat yang dipergunakan untuk
mempolarisasikan cahaya. Sebuah polarisator yang sempurna akan meneruskan 50%
intensitas cahaya yang tak terpolarisasi yang datang. Dianggap bahwa tidak ada
cahaya yang hilang oleh pantulan-pantulan dan dianggap cahaya yang dipolarisasi
hanya sebagian saja.
Jika suatu cahaya terpolarisasi linier dan tegak lurus pada
Polaroid, sedang arah polarisasi membuat sudut θ dengan sumbu
polaroid. Sehingga amplitudo yang diteruskan adalah sebesar proyeksi pada medan
listrik sumbu polaroid, akibatnya intensitas cahaya yang diteruskan menjadi:
I0=Im (cos θ)2
……………………….(1)
Persamaan
(1) disebut sebagai Hukum Malus (Sutrisno,1979:119)
2.2. Macam
– Macam Polarisasi
Adapun macam-macam dari polarisasi adalah sebagai berikut:
a.
Polarisasi Linier
gambar : polarisasi linier
Polarisasi linier terjadi
pada saat medan listrik superposisi mempunyai arah baru dan ujungnya bergerak
pada garis lurus seperti pada gambar
b.
Polarisasi Sirkuler
Gambar : Polarisasi Sirkuler
Polarisasi sirkuler
terjadi pada saat ujung vektor medan listrik berputar pada lingkaran karena
bersuperposisi pada titik hitam tersebut dan memiliki amplitudo yang sama
seperti terlihat pada gambar
c.
Polarisasi Eliptis
Gambar : Polarisasi Eliptis
Polarisasi eliptis
terjadi karena hasil dari superposisi sirkular memberikan vektor medan listrik
yang ujungnya berputar pada sebuah elips dan mempunyai amplitudo yang tidak
sama seperti terlihat pada gambar
2.3
Lempeng Penghambat (retardation plate)
Lempeng hambat adalah kristal yang dipotong sedemikian
hingga setelah berkas cahaya akan terhambat daripada berkas cahaya yang lain
sehingga terjadi beda fase antara keduanya (Soedojo,1992:163). Gambar 2.3.1
memperlihatkan potongan memperlihatkan lempeng hambat sedemikian, dimana suatu
kristal dipotong dan digosok sedemikian menjadi berwujud lempeng dengan kedua
permukaanya pada arah sumbu optik kristal. Maka berkas cahaya yang mengenainya
tegak lurus tidak akan mengalami bias rangkap
Jika
lempeng hambat tersebut adalah lempeng hambat setengah lambda dan cahaya yang
datang terpolarisasi bidang dengan bidang polarisasi yang membuat sudut Ø
terhadap sumbu optik setelah meninggalkan kristal, bidang polarisasi akan
berputar sehingga membuat sudut –Ø dengan sumbu optik. Dimana membuat sudut
putar yang sama sewaktu datang tetapi arah yang berlawanan terhadap sumbu optic
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Polarisasi cahaya atau polarisasi optik adalah salah satu
sifat cahaya yakni jika cahaya bergerak berosilasi dengan arah tertentu. Cahaya
termasuk gelombang elektromagnetik yang berarti mempunyai medan listrik dan
medan magnet, keduanya berposisi tegak lurus satu sama lain dan tegak lurus
terhadap arah rambatanya (Guntur,Utama.1999:183). Disamping itu, cahaya
dikategorikan sebagai gelombang transversal yang merambat tegak lurus pada arah
rambatannya seperti gambar 2.1. Dengan kata lain, polarisasi dapat terjadi bila
cahaya tersebut merupakan gelombang elektromagnetik dan gelombang transversal.
Adapun macam-macam dari polarisasi
adalah sebagai berikut :
a. Polarisasi linier, terjadi pada saat medan listrik superposisi
mempunyai arah baru dan ujungnya bergerak pada garis lurus
b. Polarisasi sirkuler terjadi pada
saat ujung vektor medan listrik berputar pada lingkaran karena bersuperposisi
pada titik hitam tersebut dan memiliki amplitudo yang sama
c. Polarisasi eliptis terjadi karena
hasil dari superposisi sirkular memberikan vektor medan listrik yang ujungnya
berputar pada sebuah elips dan mempunyai amplitudo yang tidak sama
3.2 Saran
Penulis sangat menyadari dalam
pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,dan tidak lepas dari
kekurangan dan kelemahan dari segi isi, data, maupun analisisnya. Olehkarena
itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan sebagai
bahan pertimbangan dan perbaikan dalam penulisan makalah ini. Dan penulis juga
menghaapkan penelitian lanjutan dalam
pembutan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://dunianiara.blogspot.com/2010/11/polarisasi.html
Langganan:
Postingan (Atom)